19 February 2015

Biografi Singkat Syekh Ali Jumah

“Allah telah menghidupkan kembali ilmu dan majlis ilmu di al-Azhar melalui beliau. Di al-Azhar kembali dibacakan buku-buku hadis, fikih, usul fikih, bahasa arab.” 

Berdasarkan hasil temuannya mengenai aktivitas talaqqi di Masjid Al Azhar, seorang jurnalis media Toraseyat menuliskan bahwa majelis pengajian sempat sepi di sepanjang tahun-tahun sebelum awal 90'an. Syekh terakhir yang tercatat menghidupkan keramaian serambi-serambi masjid Al Azhar adalah Syekh Salih Al Jafari, yang kerap dijuluki Sang Pemilik Dars Al Jumuah. Lalu siapa sosok syekh yang seringkali disebut-sebut sebagai pencetus ide untuk menghidupkan kembali aktivitas arwiqah di beberapa tahun belakangan?

Sosok

Beliau adalah Abu Ubadah Nuruddin Ali bin Jum`ah bin Muhammad bin Abdul Wahhab bin Salim bin Abdullah bin Sulaiman, al-Azhari al-Syafi`i al-Asy`ari. Beliau lahir di kota Bani Suef pada hari Senin 7 Jumadal Akhir 1371 H/3 Maret 1952 M.

Beliau terlahir dari keluarga yang terhormat. Ibunya adalah Fathiyah Hanim binti Ali bin `Id, seorang wanita yang dikenal berakhlak baik, selalu menjaga salat dan puasa sejak masuk usia balig. Ibunya meninggal dengan doa kepadanya dengan ilmu dan kebaikan. Ayahnya adalah Syeikh Jum`ah bin Muhammad, seorang ahli fikih lulusan dari Fakultas Hukum Universitas Kairo.


Syeikh Ali Jum`ah dibesarkan dalam didikan kedua orang tuanya, diajarkan tentang ilmu dan takwa, diajarkan akhlak dan kemuliaan. Sejak kecil telah terbiasa dengan banyaknya buku di perpustakaan ayahnya, bahkan hingga saat ini banyak dari buku warisan ayahnya masih tersimpan dengan baik di perpustakaan pribadi beliau.

Beliau memulai perjalanan intelektualnya pada umur lima tahun. Beliau mendapatkan ijazah madrasah ibtidaiyah pada tahun 1963 dan mendapatkan ijazah madrasah tsanawiyah pada tahun 1966 di kota Bani Suef. Di sana beliau menghafalkan al-Quran kepada beberapa syaikh hingga selesai pada tahun 1969.

Setelah menamatkan MTS pada tahun 1966, beliau berpindah ke kota Kairo bersama kakak perempuannya yang masuk ke Fakultas Arsitektur di Universitas Kairo. Syeikh Ali Jum`ah muda menamatkan jenjang pendidikan madrasah aliyah pada tahun 1969. Kemudian masuk ke Universitas `Ainu Syams dan mendapatkan gelar sarjana di fakultas perdagangan pada bulan Mei 1973.

Setelah mendapatkan gelar sarjana kemudian beliau belajar di al-Azhar, di sana beliau bertemu dengan para guru dan masyayikh. Kepada mereka beliau menghafal berbagai kitab ilmu-ilmu dasar, seperti kitab Tuhfatul Athfal dalam Ilmu Tajwid, kitab Alfiyah Ibnu Malik dalam Ilmu Nahwu, kitab al-Rahabiyah dalam Ilmu Waris, kitab al-Ghayah wa al-Taqrib dalam Ilmu Fikih, al-Mandzumah al-Bayquniyah dalam Ilmu Mustalah Hadis, dan beberapa ilmu dasar lain yang menjadi awal batu loncatan beliau dalam melangkah kepada jenjang yang lebih tinggi lagi.

Beliau mendapatkan gelar sarjana (License) dari Fakultas Dirasat Islamiyah wa al-`Arabiyah Universitas al-Azhar Kairo pada tahun 1979. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di kuliah pascasarjana Universitas al-Azhar Kairo di Fakultas Syari`ah wa al-Qanun dengan spesifikasi Usul Fikih hingga mendapatkan gelar Master pada tahun 1985 dengan peringkat cum laude.

Kemudian beliau mendapatkan gelar Doktor pada bidang yang sama dari universitas yang sama pada tahun 1988 dengan peringkat summa cum laude. Di samping itu juga beliau selalu menghadiri majlis ilmu di masjid al-Azhar mempelajari berbagai macam cabang ilmu dari pengajian di sana.

Di antara para gurunya adalah:

  • Syeikh Abdullah bin Siddiq al-Ghumari, seorang pakar hadis pada zamannya, yang telah menghafal lebih dari lima puluh ribu hadis lengkap dengan sanadnya.
Syeikh Ali Jum`ah membaca di hadapannya kitab Shahih Bukhari, kitab Muwattha Imam Malik, kitab al-Luma` fi Ushul Fiqh karya Imam Syairazi.

Syeikh Abdullah al-Ghumari memberikan beliau ijazah dalam meriwayatkan hadis dan telah memberi beliau ijazah dalam berfatwa. Beliau juga menganjurkan para muridnya yang lain untuk mengambil ilmu dari Syeikh Ali Jum`ah dan menyatakan bahwa beliau adalah salah satu muridnya yang terpandai di Mesir.

  • Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah, seorang ulama yang terkenal dengan keluasan ilmunya pada saat itu. Kepadanya beliau membacakan kitab al-Adab al-Mufrad karya Imam Bukhari.
Suatu saat Syeikh Ali Jum`ah melakukan penelitian ulang terhadap kitab Ushul Fiqh karya Syeikh Muhammad Abunnur Zuhair, dan beliau menuliskan ijazah yang beliau dapatkan dari Syeikh Muhammad Abunnur di dalam buku itu. Kemudian Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah berkata, “Kami terima ijazah buku ini darimu!”. Sebuah kehormatan yang besar bagi Syeikh Ali Jum`ah saat gurunya yang telah dikenal dengan keluasan ilmunya mengambil riwayat sebuah buku darinya.
  • Syeikh Muhamamd Abunnur Zuhair, Wakil Rektor Universitas al-Azhar, seorang pakar Usul Fikih dari Universitas al-Azhar, anggota lembaga fatwa.
Kepadanya Syeikh Ali Jum`ah membacakan kitabnya Usul Fikih yang memiliki tebal empat jilid di rumahnya. Dan Syeikh Muhammad Abunnur telah memberinya ijazah untuk mengajar dan berfatwa.
  • Syeikh Jadurrabi Ramadhan Jum`ah, Dekan Fakultas Syariah wa al-Qanun Universitas al-Azhar saat itu, yang dikenal dengan sebutan “Syafi`i Kecil” karena keluasan ilmunya dan keahliannya dalam bidang fikih mazhab Imam Syafi`i.
Syeikh Ali Jum`ah belajar fikih Syafi`i kepadanya, begitu juga belajar kitab al-Asybah wa al-Nazair tentang kaidah fikih karya Imam Suyuthi hingga beliau menghafalkannya. Syeikh Jadurrabbi suatu saat pernah berkata kepada Syeikh Ali Jum`ah di hadapan kawan-kawannya, “Penamu ini lebih baik dari penaku.”
  • Syeikh Jadulhaq Ali Jadulhaq, Syeikh al-Azhar yang juga memasukkannya ke dalam lembaga fatwa.
  • Syeikh al-Husaini Yusuf al-Syeikh, guru besar ilmu Syariah dan Usul Fikih di al-Azhar.
  • Syeikh Abdul Jalil al-Qaransyawi al-Maliki, guru besar Ilmu Fikih di al-Azhar.
  • Syeikh Abdul Aziz al-Zayyat.
  • Syeikh Muhammad Ismail al-Hamdani.
  • Syeikh Ahmad Muhammad Mursi al-Naqsyabandi.
  • Beliau pun dikabarkan pernah mengikuti majlis riwayat hadis yang diajar oleh Syeikh Yasin al-Fadani.

Syekh Usamah Sayyid al-Azhari, salah seorang murid setia beliau menuliskan: “Beliau (semoga Allah meridhainya) datang ke masjid al-Azhar selepas terbit matahari, kemudian duduk di sana membuka pelajaran hingga tiga jam lebih setiap harinya. Mengajarkan berbagai macam cabang ilmu dari hadis, usul fikih, fikih, qiraah, dan berbagai cabang ilmu lain.”

“Allah telah menghidupkan kembali ilmu dan majlis ilmu di al-Azhar melalui beliau. Di al-Azhar kembali dibacakan buku-buku hadis, fikih, usul fikih, bahasa arab.”

“Setelah lama saya memperhatikan kecerdasan dan pemahaman beliau, saya melihat kemampuan beliau yang luar biasa dalam menyelesaikan permasalahan kontemporer dan kemampuannya dalam mengklarifikasinya terhadap pendapat-pendapat para ulama.”[]
___________________________________________
Sumber: http://on.fb.me/14DL6mm

Biografi yang lebih lengkap tentang perjalanan Syeikh Ali Jum`ah dalam mencari ilmu, mengajarkan ilmu, dan menghidupkan majlis ilmu di al-Azhar ditulis oleh murid beliau Syeikh Usamah Sayyid al-Azhari dalam kitab Asanid al-Mashriyyin. Biografi itu bisa dilihat di tautan ini: http://bit.ly/199Dk19 via Suara Al-Azhar
Read More

Perbedaan 'Maghfirah' dan 'Afwa'



Apa perbedaan antara maghfirah (pengampunan) dengan 'afwa (pemaafan)?

Maghfirah: Ketika Allah memaafkan dosamu, akan tetapi ia tetap tertulis dalam catatan amalmu.

Sedangkan ‘afwa: Ketika Allah memaafkan dosamu, dan menghapuskannya dari catatan amalmu, seakan-akan ia tidak pernah ada.

Karena itulah Rasulullah Saw memberikan nasihat kepada kita untuk memperbanyak doa ini:
(Allâhumma innaka ‘afuwwun karîm, tuhibbul ‘afwa fa’fu ’annâ)
(Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Memaafkan. Engkau menyukai pemaafan, maka maafkanlah (dosa-dosa) kami.)

-Syekh Ahmad Thayyib
Read More

Quote: Syekh Ramadhan al-Bouti

Ulama rabbani akan senantiasa berbicara tentang pentingnya ikhlas dalam setiap amal. Mereka akan menegaskan bahwasanya ikhlas adalah ruh yang harus berjalan dengan semua amal taqarrub kepada Allah. 

Jika ruh ini tidak ada, maka ibadah akan menjadi seperti hantu yang tak bernilai dan seperti puing-puing bangunan yang tak berharga.

-Syekh Ramadhan al-Bouti (1929-2013)
Read More

Kata 'Sayyidina' Adab Kita Menyebut Rasul

Salah satu adab kepada Nabi adalah membacakan kalimat "sayyidina" kepada beliau setiap kali nama beliau disebutkan. Beliau adalah tuan kita, pemberi syafaat kita dan tempat perlindungan kita di hari kebangkitan.

Kita bisa memahami hal itu karena Allah subhanahu wa ta'ala memanggil semua nabi dengan nama-nama mereka. Adapun Nabi Muhammad, Allah tidak memanggil dengan nama beliau saja, tetapi Dia berkata, "Wahai Nabi, dan Wahai Rasul.."

-Syekh Ali Jumah
Read More

Cinta Kita pada Baginda Rasul

Kecintaan kita terhadap Rasulullah seharusnya melebihi cinta kepada apa saja, termasuk cinta kita kepada diri kita sendiri.

Kita merayakan maulid Nabi adalah salah satu wujud cinta kita kepada beliau. Hal itu bukanlah berlebihan dalam beragama. 

Bagaimana disebut berlebihan, karena sungguh cinta kita belum mencapai titik terendah sekalipun?

Jika kita bershalawat sebanyak hembusan nafas kita, itu belum cukup jika dibandingkan dengan baginda yang mulia.

-Syekh Jamal Faruq
Read More

Perbedaan dalam Tubuh Umat

Seorang murid bertanya kepada Syekh Jamal Faruq,"Bagaimana pandangan Syekh terhadap perbedaan dalam tubuh umat Islam yang sering menjadikan pertikaian bahkan pertumpahan darah?"

Beliau menjawab,"Yang menjadikan pertikaian dan pertumpahan darah itu bukan perbedaannya, tetapi ambisi pribadi dan kepentingan politik."

-Mardi Hadi via Suara Al-Azhar
Read More

Nasionalisme pada Diri Rasul

Cinta Tanah Air atau nasionalisme itu fitrah manusia yang diperbolehkan oleh Islam. Nasionalisme termasuk elemen dasar bangunan masyarakat.

Makanya ketika Islam datang, Ia tidak melarang, justru memperbolehkan sebagai piranti membangun amal saleh dan sinergitas antar masyarakat, betappun beda suku.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah sebaik-baik contoh dan menjelaskan nasionalisme. Hal tersebut ketika beliau hendak meninggalkan Makah guna hijrah ke Madinah. Ketika keluar Makah, beliau membalikkan badan dan berkata, "engkau negeriku yang amat indah dan saya sangat mencintaimu, kalau saja umatku tidak mengusirku, aku tidak akan menempati negeri selain kamu,"

Kallimat tersebut sangat jelas menggambarkan kecintaan beliau atas Tanah Airnya.

-FB Dar Ifta' Mesir via Suara Al-Azhar
Read More

18 February 2015

Info Pengajian Umum & Sanadan Kitab

INFO PENGAJIAN UMUM & SANADAN KITAB BERSAMA:

1. Maulana Syekh Prof. DR. Yusri Rusydi Sayyid Gabr aL-Hasany, hafidhohullah.
2. Maulana Syaikh DR. Osama Sayyid al-Azhary, hafidhohullah.

Senin, 16 Februari 2015, bakda Ashar. Bertempat di Masjid Sayyidi Abdul-Wahhab 'Afifi, komplek pemakaman al-Mujawirin, depan Masyikhotul-Azhar. Kitab yang insya Allah akan dikaji: Sabatul-Imam al-Amir al-Kabir. Demikian dan terima kasih atas perhatiannya, semoga bermanfaat!
----

Undangan untuk umum, banin-banat.
Waffaqona Allahu Jami'an. Amin!
Read More

Kisah Syekh Abdul Halim Mahmud dan Presiden Anwar Sadat

Ketika Semenanjung Sinai dirampas oleh Israel pada tahun 1967 atas perang Sinai. Mesir berturut-turut mengalami kekalahan perang hingga pada puncaknya, Israel berhasil menduduki Terusan Suez. Tahun 1973, Presiden Anwar Sadat merencanakan mengambil alih kembali Terusan Suez dengan menyeberanginya meruntuhkan tembok Israel.

Namun Sadat belum mendapatkan momen tepat  untuk itu. Mengingat peralatan tempur lawan lebih tangguh. Kekuatan Mesir itu bangkit ketika mendapat kabar dari Syekh Abdul Halim Mahmud mengenai mimpi beliau bertemu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang menyeberang Terusan Suez dan diikuti oleh bala tentara Mesir.

“segera ambil keputusan perang” kata Grand Syekh al-Azhar tersebut

“Bagaimana mungkin?”

“Karena kita akan menang”

“Apa alasannya?”

“Saya bermimpi melihat Rasulullah menyeberang Terusan Suez dan bala tentara kita berada dibelakangnya”

Anwar Sadat tidak ambil lama. Ia segera memutuskan untuk perang. Meski Ramadlan, pasukan tetap harus berpuasa dan bertakwa kepada Allah. Tepat di hari kesepuluh (10) Ramadlan, tembok pertahanan Israel runtuh dihantam kekuatan militer Mesir.

-Dr. Ahmad Umar Hasyim
Read More

Kisah Syair Burdah Syekh Umar Hasyim

Saat itu saya sedang ziarah ke Madinah, tepatnya di makam Rasulullah. Ketika saya keluar lewat pintu Jibril, ada suara salah seorang yang memanggilku dan ia mencoba berbicara kepadaku dan berceritera bahwa ia bermimpi bertemu Rasulullah dan beliau memberi kabar kepada orang tersebut bahwa saya akan menulis qashidah untuk beliau. Ia berbicara sungguh-sungguh. “Sumpah,” ucapnya untuk meyakinkanku

Kulanjutkan langkah serta membawa husnudzan kepada orang yang membawa kabar tadi. Hal senada terualang kembali, tepatnya saat saya tiba di Kairo. Saya bertemu dengan seseorang yang juga menceritakan mimpinya bertemu Rasulullah. Apa yang ia ceritakan kepadaku persis mimpi orang yang saya temui di Madinah. Yaitu, saya hendak menulis burdah untuk Rasulullah.

Dari mimpi orang yang berulang kali dan dengan mimpi yang sama tersebut. Saya membatin, “Sesuatu yang berulang-ulang, tidak memberi saya alasan kecuali saya memang harus menulis burdah seperti yang orang-orang ceritakan dari mimpinya itu,”

Read More

Dua Bersaudara Halabi

Mustafa Bab Halabi dan Fayshal Isa Halabi

KONTEN DALAM PROSES PENULISAN
Read More

Maktabah Azhar Li Turats

KONTEN DALAM PROSES PENULISAN
Read More

Maktabah Muhammad Ali Shobih

KONTEN DALAM PROSES PENULISAN
Read More

Maktabah Bulaq

KONTEN DALAM PROSES PENULISAN
Read More

Maktabah Madbouli

KONTEN DALAM PROSES PENULISAN
Read More

Maktabah Faysal-Isa Halabi

KONTEN DALAM PROSES PENULISAN
Read More

Maktabah Mustafa Bab Halabi

KONTEN DALAM PROSES PENULISAN
Read More

Mosque Studies: Masjid Sidna Hussein di Kafe Sufi

[Mission 2 Completed]
Mosque Studies; Sidna Hussein Mosque digelar di Kafe Sufi berumur 60 tahun milik salah satu tarekat di Mesir.

Diisi dengan sharing sejarah, di awal agenda sempat terhenti sebab mendapat dua tamu mahasiswa Fakultas Media Masa Al-Azhar yang meminta waktu untuk sesi wawancara.

Sharing dipimpin dengan 2 panelis:
1. Khalil Ma'shum
2. Mu'hid Rahman

Sebagai bonus, acara ditutup dengan meminta pengelola Kafe Sufi mengisahkan sejarah awal mula kafe unik ini.

Terima kasih untuk beliau dan semua Sahabat SarKub Mesir; yang tergabung dalam tim pemburu masjid. Sampai ketemu di masjid berikutnya!

Menyusul tarawih keliling pertama nanti malam; di Masjid Al-Ghuri. Join us!

Shollu ala Sidnannabi!
Read More

Mosque Studies: Masjid Qansuh al-Ghuri

[Mission 3 Completed]
Mosque Studies; Masjid Sultan Qansuh al-Ghuri; digelar di dalam masjid bakda tarawih disambut senyum mengembang dari dua imam Azhari yang telah baik hati memberi perpanjangan waktu khusus sebelum masjid ditutup.
Agenda dibawakan oleh Dede Suandi sebagai pembawa acara dan Miftah at-Tigholy sebagai pemateri.

BONUS destinasi kali ini:
[1.] Jalan-jalan menyusuri al-Muizz Li Dinilillah St. menyambangi tempat yang berhubungan dengan Masjid Ghuri.
[2.] Menikmati keindahan Qalawun Complex di malam hari.
[3.] Menyusuri areal Bayn Qashrayn.
[4.] Menyasau buah "Tin Shouki" (buah dari tanaman kaktus khas padang pasir)

Terima kasih untuk 2 imam Masjid Ghuri, para takmir, dan semua Sahabat SarKub Mesir yang terlibat. Sampai ketemu di masjid berikutnya!

Menyusul tarawih keliling berikutnya; di Masjid Fakahani. Join us!
Shollu ala Sidnannabi!
Read More

Mosque Studies: Masjid Fakahani

[Mission 4 Completed]
Mosque Studies; Masjid Fakahani; digelar di dalam masjid bakda tarawih.
Imam separuh baya dengan pakaian rapi menyambut-baik izin kami sampai-sampai beliau memberi pesan khusus pada salah satu takmir pemegang kunci agar memastikan kami seleluasa mungkin menyelesaikan Halaqah Studi Masjid.

Agenda dipandu oleh Siroj Hikam sebagai pembawa acara dan Miftah at-Tigholy sebagai pemateri sejarah.

BONUS destinasi kali ini:
[1.] Menyambangi Masjid Moayyad Syaikh.
[2.] Merasakan hiruk pikuk Pasar Ghuriyah di malam ramadhan.
[3.] Makan jagung bakar berjamaah di tepi jalan Komplek Ghuri.

Terima kasih untuk Imam Masjid Fakahani, Pak Mohammad Darwisy selaku takmir pemegang kunci, dan semua Sahabat SarKub Mesir yang terlibat. Sampai ketemu di masjid berikutnya!
Menyusul tarawih keliling berikutnya; di Masjid Shalih Thalai' dan Fathima Shaqra'. Join us!
Shollu ala Sidnannabi!
________________________
Catatan:
Guna menyingkat destinasi, Masjid Fathima Shaqra' akan digabung dengan Masjid Shalih Thala'i. smile emoticon

FOTO:
Pak Mohammad Darwisy yang baik hati, di samping kanan namun tidak terlihat dalam foto, ada ibu tua yang kemungkinan isteri atau putri tertuanya bersama Si Kecil Mohammad.

Si Kecil Mohammad sempat dimarahi oleh beliau berdua karena dikira ia yang membuat kami mengakhiri halaqah. Kami berterimakasih pada mereka sekaligus meluruskan bahwa Mohammad yang tadi membawa senyum kecil hanya ikut bergabung dan sama sekali bukan sebab kami beranjak.


Terima kasih dari kami; Pak Mohammad Darwisy!
Read More

Mosque Studies: Masjid Moayyad Syeikh - Zuwayla

[Mission 4 Completed] + [ALBUM di kolom komentar]
Mosque Studies; Masjid Fakahani; digelar di dalam masjid bakda tarawih.
Imam separuh baya dengan pakaian rapi menyambut-baik izin kami sampai-sampai beliau memberi pesan khusus pada salah satu takmir pemegang kunci agar memastikan kami seleluasa mungkin menyelesaikan Halaqah Studi Masjid.

Agenda dipandu oleh Siroj Hikam sebagai pembawa acara dan Miftah at-Tigholy sebagai pemateri sejarah.
BONUS destinasi kali ini:
[1.] Menyambangi Masjid Moayyad Syaikh.
[2.] Merasakan hiruk pikuk Pasar Ghuriyah di malam ramadhan.
[3.] Makan jagung bakar berjamaah di tepi jalan Komplek Ghuri.

Terima kasih untuk Imam Masjid Fakahani, Pak Mohammad Darwisy selaku takmir pemegang kunci, dan semua Sahabat SarKub Mesir yang terlibat. Sampai ketemu di masjid berikutnya!

Menyusul tarawih keliling berikutnya; di Masjid Shalih Thalai' dan Fathima Shaqra'. Join us!

Shollu ala Sidnannabi!
Read More

Mosque Studies: Masjid Shalih Thalai'

 [Mission 5 & 6 Completed]
Mosque Studies; Masjid Shalih Thalai'; digelar di dalam masjid bakda tarawih, sebagian sesi dilanjut di dekat Suq Khiyamiya.
Read More

Pintu Antik Masjid Moayyad Syeikh

Tahukah Anda?
Ukiran ini berisikan 'gading gajah' dan terhitung sebagai benda antik yang berharga mahal di pasar gelap yang penuh kolektor tak bertanggung-jawab.
Read More

Pintu Bertabur Gading Gajah Kembali Dicuri

Ini beberapa bukti bahwa ukiran mimbar atau pintu bertabur gading gajah yang terdapat di beberapa Masjid bersejarah Kairo masih menjadi idola dalam pasar gelap barang antik.
Salah satu paket yang berhasil terlacak yaitu panel Mimbar dari Masjid Ghanim Bahlawan di Denmark dan Paris. Sedangkan Masjid dan Madrasah Sultan Qaitbay di Qarafah Kubra kondisinya lebih memprihatinkan. Yang tersisa, hanyalah sebuah mimbar yang keindahan ukiran gadingnya telah tercuri.

Cek beritanya di http://english.ahram.org.eg/News/105941.aspx
Read More

17 February 2015

Mosque Studies: Masjid Sayyidah Fatimah Nabawiyyah

[Mission 7 & 8 Completed]
Mosque Studies; Masjid Sayyidah Fathimah Nabawiyyah (kubro); digelar di dalam masjid bakda tarawih, sebagian sesi dilanjut di dekat kafe-rakyat di jalan bersejarah; Suq Silah Street. menuju Masjid Gani Bak di Megharbileen St.

Tarawih di masjid ini bernuansa kampung halaman dengan iring-iringan dzikir & salawat berjamaah di sela-selanya. Perizinan kami disambut hangat di tengah beberapa warga sekitar yang hendak konsultasi fikih dengan Sang Imam, bahkan beliau dengan senang hati mengisi mukadimah Studi Masjid kali ini.

Membahas masjid Ahli Bayt Rasul tak bisa lepas dari profil empunya makam (atau masyhad).

Tujuh poin tentang Sayyidah Fathimah Nabawiyyah:
[1.] Ayahnya ialah Sayyidina Hussein, cucu Rasul Saw.

[2.] Ibunya ialah Ummu Ishaq, putri seorang dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga; yakni Thalhah ibn Abdillah at-Taymi.

[3.] Julukan-julukannya sesuai dengan sikap perhatiannya pada anak yatim dan fakir-miskin. (Ummul Yatama wal Masakin)

[4.] Ialah perempuan pertama pemilik 'muassasah' (yayasan) sosial kemasyarakatan yang menaungi keluarga korban perang.

[5.] Suaminya bernama Hasan al-Mutsanna (Hasan-Double) sebab ia adalah putra pamandanya yaitu Sayyidina Hasan, cucu Rasul Saw. (Jadi, Hasan ibn Hasan / double hasan)

[6.] Ia dan suaminya; Hasan al-Mutsanna, adalah yang pertama kali menyatukan nasab Husaini dengan Hasani.

[7.] Salah satu putranya bernama Hasan al-Mutsallats (Hasan-Triple) sebab suaminya bernama Hasan, putra Sayyidina Hasan. (Jadi, Hasan ibn Hasan ibn Hasan).
_______________________________
Agenda ini dibuka dengan pembacaan tahlil, lalu disusul Imam Masjid Sayyidah Fathimah Nabawiyyah dengan materi-dasar kewajiban cinta Ahlul Bayt & sejarahnya secara global.

Lalu pembahasan lebih spesifik tentang biografi Sayyidah Fathimah Nabawiyyah oleh Mu'hid Rahman.
Read More

Mosque Studies: Masjid al-Aqmar

[Mission 9; 10; 11 Completed]
Mosque Studies; Masjid al-Aqmar, Masjid Agha Silahdar, dan Masjid al-Hakim bi Amrillah digelar mulai jam 2 siang.

Komunitas Sarkub Mesir pecinta masjid-masjid bersejarah mendapat tamu istimewa yang menjadi pemateri dalam studi kali ini.

Duktur Aboalalla Khalil, kolumnis sejarah di Time Egypt menyampaikan materi-materi dengan ringan dan interaktif. Meski kami adalah orang baru baginya. Ia tak canggung dan lebih bersikap seperti guru privat yang penuh tanggungjawab menyampaikan materinya.

Sebagai seorang jurnalis lapangan, ia jauh lebih mendalam dengan pemahaman yang meluas mengenai sejarah Islam dan peninggalannya di Tanah Airnya ini. Bahkan kami setuju bahwa ia lebih menguasai materi daripada seorang pegawai Kementerian Atsar yang dulu 'sempat' berbaik hati pada kami.

Anggota 'Egyptian Historical Studies Foundation' ini tak basa-basi jika sudah mengkritik beberapa sisi-gelap masyarakat yang acuh terhadap peninggalan. Satu lagi; kebanggaan dan kecintaan pada negerinya seimbang antara memuji, turun tangan nyata di lapangan, serta melempar kritik pedas pada siapa saja yang acuh atau bahkan merusak peninggalan.

Ketulusan Pak Aboalalla Khalil pada agenda ini nyata terbukti dengan ajakannya membuat satu-dua agenda lagi bakda hari raya. Konsep sudah dibuat dan tinggal eksekusi.
____________________________________

Read More

Madrasa & Masjid Sultan al-Nashir Muhammad Qalawun


Pintu bergaya gotik Gereja Andreas (riwayat lain bernama; Shanjani) di Akko; kota di distrik bagian utara Israel. Sekarang menjadi pintu Madrasa & Masjid al-Nashir Muhammad ibn Qalawun di jalan bersejarah; al-Mu'izz li Dinillah St., Kairo.

Pintu ini dibawa oleh Khalil ibn Qalawun di masa pemerintahan al-'Adil Katbugha.
Read More

Khanqah Sultan Barquq


Barquq dikenal rakyatnya sebagai sultan yang adil dan baik hati. Ia menghapus pajak negara atas buah-buahan. Barquq juga sangat mencintai karya seni bangunan, salah satu peninggalan yang akan mengabadikan namanya adalah sebuah madrasah dan khanqah yang selesai dibangun pada tahun 1386 M. 

Kini, khanqah dan madrasah itu menjadi tujuan wisata seni arsitektur sekarang, melihatnya dari dekat akan membuat tubuh merinding. Berbagai ukiran yang dimiliki bangunan ini memiliki nilai seni tinggi, dipahat oleh sentuhan arsitek ahli, dan dipoles dengan kaligrafi-kaligrafi yang membuat mata dipaksa tidak berkedip beberapa detik.[*]
_________________________________
[*] kutipan catatan perjalanan Ade Gumilar. Baca kisah menariknya tentang destinasi ini; di sini [http://bit.ly/UfUPNz]
 
Khanqah: semacam 'sahah' atau 'zawiyah', tempat para pelaku tarekat berzikir dan beraktifitas.
Read More

16 February 2015

Maktabah Dar Maarif

KONTEN DALAM PROSES PENULISAN
Read More