04 September 2019

Imam Syathibi, Mujtahid Qiraat Abad ke-VI Hijriyah

Makam pakar qiraat Imam Syathibi di lereng bukit Mukattam, Kairo, Mesir.
Beliau adalah seorang imam al-'Allamah dalam ilmu Qiraat. Seorang wali besar. Namanya adalah Qasim bin Firruh (dalam bahasa Ajam bermakna besi) bin Khalaf bin Ahmad Abu al-Qasim yang terkenal dengan nama Imam Syathibi. Lahir pada akhir tahun 538 H. di kota Syathibah, Andalus (Spanyol). Beliau lahir dalam keadaan tunanetra. Namun, hal tersebut tidak menghalanginya dalam mencari ilmu. Bahkan beliau telah mengalahkan orang-orang yang diberi nikmat pengelihatan dalam menghafal dan memahami kitab-kitab turats.

Guru

Imam Syathibi kecil telah membaca Qiraat di kampungnya serta memantapkan pemahamannya. Beliau mengaji kepada Abu Abdillah bin Abi Ashi. Kemudian beliau menyetorkan hafalan kitab Taysir karang Imam al-Dani dan kitab Qiraat kepada Ibnu Huzail. Beliau mendengar hadis serta meriwayatkan darinya. Tak hanya itu, beliau juga membaca al-Kitab karangan Imam Sibawaihi, al-Kamil karanganya al-Mubarrid dan Adabu al-Katib karangan Ibnu Qutaibah.

Setelah itu, imam Syathibi pergi haji sembari melanjutkan perjalanan keilmuannya. Beliau meneguk ilmu dari Abu Thahir al-Silafi di Aleksandria. Setelah datang ke Mesir, beliau diagungkan oleh Sang Kadi. Ia mengetahui kadar keilmuan Imam Syathibi dan mengantarkanya ke madrasah yang ia bangun; madrasah Mulukhiyah di Kairo.

Sang Kadi menjadikan Imam Syatibi syekh yang mengurusi madrasahnya. Di sana, imam Syathibi mengarang dan mendendangkan Qasidhah-nya Hirzul Amani yang terkenal dengan nama Syathibiyah. Para pelajarpun dari berbagai daerah berbondong-bondong datang untuk mengaji kepada beliau.

Setelah panglima Shalahuddin al-Ayyubi berhasil membuka Quds, ia datang dan mengunjungi Imam Syatibi pada tahun 589. Imam Syatibi pun dipercaya memimpin madrasah al-Fadhiliyah hingga wafat.

Bait-bait Syathibiyah

Kurang lengkap rasanya ketika menjelaskan imam Syathibi tanpa menjelaskan Kasidah Hirzul Amani atau yang terkenal dengan nama Syathibiyah yang merupakan magnum opus Imam Syathibi. Kasidah ini juga disebut Alfiyah Fil Qiraat, lantaran memuat seribu bait tentang Qiraat.

Dalam kasidah ini bukan hanya menjelaskan Qiraat saja, melainkan di dalamnya juga terdapat banyak kemala-kemala hikmah dan nasihat-nasihat indah yang diramu dengan unsur balaghah yang tinggi.

Sampai-sampai Imam Jazari mengatakan,
"Siapa yang membaca dengan penuh penghayatan kasidah imam Syathibi, ia akan tahu kadar yang Allah berikan kepadanya, khususnya Kasidah Lamiyah (Hirzul Amani). Para ahli Balaghah setelahnya lemah untuk menandinginya. Karena tidak akan tahu kadar kebesaran kasidah tersebut kecuali seorang yang telah menazamkannya dengan caranya.

Kitab ini telah diberi rezeki berupa kemasyhuran dan diterima banyak orang yang tidak ditemukan selainnya dalam ilmu Qiraat. Bahkan saya mengatakan bahwa tidak mungkin di negara-negara Islam tidak ada kitab beliau. Bahkan di tiap-tiap rumah orang muslim."
Makam pakar qiraat Imam Syathibi di lereng bukit Mukattam, Kairo, Mesir.

Pujian Ulama kepada Imam Syathibi

Imam Syathibi merupakan ulama dari kalangan Syafi'iyah. Keagungan dan kehebatannya, dipuji setinggi langit oleh ulama setelahnya. Muhaddis kenamaan, Abu Syamah mendendangkan syair dari Bahr Wâfir:

رأيتُ جماعةً فضلاء فازوا ♡ برأية شيخ مصر الشاطبيِّ
وكلهم يعظمه ويثني ♡ كتعظيم الصحابة للنبيِّ
Aku melihat beberapa kelompok orang beruntung bisa melihat syaikh Maqari Mesir, Imam Syathibi.
Mereka semua menghormati dan memuji beliau. Seperti penghormatan para sahabat kepada baginda Nabi.

Imam Jazari juga tak luput memberi pujian kepada Imam Syathibi,
"Imam Syathibi adalah Imam Besar. Kecerdasannya menakjubkan. Banyak menguasai fan ilmu. Beliau salah satu tanda kebesaran Allah. Puncak dalam ilmu Qiraat. Beliau juga penghafal Hadis. Pakar dalam bahasa Arab dan sastranya. Disertai sifat zuhud, kewalian, ahli ibadah. Lahir dalam keadaan tunanetra."

Imam al-Subki dalam Thabaqat Syafiiyah mengatakan,
"Imam Syathibi sangat-sangat cerdas. Kuat dan luas hafalannya.  Seorang fakih, Nahwi (ahli gramatika Arab), Muqri' (ahli ilmu qiraat), juga seorang yang ahli ibadah.

Murid-murid

Imam Syathibi memiliki banyak murid. Salah duanya Imam Sakhawi, Ashabagh dan lain-lain.

Karamah

Salah seorang Imam masjid al-Azhar bercerita:
"Imam Syathibi -- ketika selesai mengarang Hirzul Amani -- membawa kitabnya tawaf keliling kakbah. Setelah itu, beliau didatangi Baginda Nabi Muhammad Saw. dalam mimpinya. Imam Syathibi menyerahkan nazam Qiraat berjumlah lebih dari 1000 bait itu kepada Rasulullah. Dilihatlah nazam itu lalu Rasulullah menciumnya sembari bersabda: Ini (Matan Syathibiyah) penuh berkah. Barangsiapa menghafalnya, akan masuk surga!"

Sebagian masyaikh (guru-guru) kami mengatakan, "Siapa saja yang merasa terpengaruhi dengan duniawi, bacalah Syathibiyah!"

Di pintu makam beliau tertulis:
ادخل وزر هذا الوليَّ فإِنَّه # ما زاره ذو عاهةٍ إلا شُفي
Masuklah dan ziarahilah wali ini! Sebab tiada orang sakit yang menziarahi kecuali disembuhkan oleh-Nya.

Wafat

Imam Syathibi wafat tahun 590 H. sebagaimana dalam kitab Ghayah Nihayah-nya Imam Jazari. Beliau mengatakan sering ziarah ke makam beliau yang berada di Mesir dan menyaksikan keberkahan berdoa di makamnya. Semoga jasa-jasa Imam Syathibi dibalas oleh Allah Swt. Amin.[]

===============
Buuts, 3 September 2019 M
Penulis: Beben Al-Syaibani
===============

Sumber pustaka: Ghayah al-Nihayah, Thabaqat Syafiiyah Kubra.

Anak dari kedua orang tuanya. Murid dari guru-gurunya. Umat dari Nabinya. Hamba dari Tuhannya. Kuliah Dirasat Islamiyah Univ. Al-Azhar. Bisa ditemui di Gmail: Syihab2016azhar@gmail atau FB: Beben.