03 April 2019

Sayyidah Zainab: Kisah di Balik Nama Harum

Masjid Sayyidah Zainab | Mu'hid Rahman
Tahun ke 5 H Sayyidah Zainab lahir. Tahun 626 M. Rasulullah saw. telah menetap 10 tahun menyebarkan dakwahnya di Madinah. Kabar kelahiran nan agung itu sudah lama ditunggu-tunggu oleh keluarga Rasulullah saw. Banyak yang menunggu kelahiran sayyidah Zainab dengan penuh suka cita. Terlebih setelah lahirnya kedua saudaranya, sidna Hasan dan sidna Husain.

Setelah sayyidah Fathimah ra. melahirkan sang anak, sayyidah Asma, istri sidna Jakfar bin Abi Thalib mengembannya dan mengatakan kepada sayyidah Zainab.

"Wahai putri Rasulullah. Sungguh dia (sayyidah Zainab) mirip sepertimu dalam keanggunan parasnya dan keindahan bentuknya. Bahkan keindahan nabawi tertancap pada bayi kecil ini. Alangkah miripnya dia dengan saudaranya, Sidna Husain!"

Sayyidah Fathimah ra. memuji dan bersyukur kepada Allah atas nikmat itu. Kemudian sayyidah Fathimah membawanya kepada Imam Ali.
"Beri ia nama?"
"Aku tak akan mendahului Rasulullah (dalam menamainya)"

Rasulullah saw. berada dalam perjalanan. Setelah Rasulullah saw. sampai Imam Ali meminta nama kepada beliau atas bayi mungil tersebut. Rasulullah menjawab: "Aku tak akan mendahului Allah (dalam memberi namanya)"

Jibril turun. Menguluk salam kepada Nabi. Ia lantas berkata: "Berilah dia nama Zainab!"

Kemudian Jibril memberi tahu musibah-musibah yang kelak akan menimpanya. Rasulullah pun menangis lantas bersabda: "Barangsiapa menangis atas musibah yang menimpa cucuku ini, sama seperti seseorang yang menangis atas kedua saudaranya, Hasan dan Husain."

Hari ini adalah puncak maulid sayyidah Zainab. Orang-orang Mesir dari berbagai penjuru merayakannya. Sayyidah Zainab hijrah ke Mesir setelah diusir dari Madinah. Beliau benar-benar sedih. Sidi Ibnu Abbas menenangkahnya: "Wahai cucu Rasulullah. Pergilah ke Mesir. Di sana ada orang-orang yang mencintaimu karena Allah dan karena hubungan tali kekerabatanmu dengan Rasulullah."

Sayyidah Zainab datang. Orang-orang menyambut dengan amat senang. Beliau lantas berdoa:


يا أهل مصر، نصرتمونا نصركم الله، وآويتمونا آواكم الله، وأعنتمونا أعانكم الله، وجعل لكم من كل مصيبة فرجًا ومن كل ضيق مخرجًا


Habib Ali Jufri mengatakan bahwa doa ini terus mengalirkan berkah kepada Mesir. Syaikh Muhammad Mutawalli al-Sya'rawi selama nyantri mulazamah berziarah kepada Sayyidah Zainab. Sampai-sampai suatu hari beliau memimpikannya. Dari mimpi itu, Syaikh Syakrawi mendapat isyarat bahwa ia termasuk ahlu bayt Rasulullah saw.


يا بنتَ سَيِّدةِ النسَا يا زينبُ ♡ يا بابَ مصر ومنبع البركاتِ
فقتِ الرجالَ بكربلا بسجاعةٍ ♡ دفعتْ حسينًا سَيِّد الجَنَّاتِ
فيها الدَّمُ النبوِيُّ متصل الهوى ♡ أمُّ العواجز صاحب النفحاتِ


O, putri pemimpin para perempuan (Sidah Fathimah). O, sidah Zainab. O, pintu Mesir dan sumur keberkahan.

Engkau telah mengungguli para lelaki di Karbala karena keberanian. Dia membela sidna Husain, sang pemimpin para pemuda di surga.

Dalam dirinya terdapat darah Nabawi. Cintanya tersambung dengannya. Ibu bagi orang-orang lemah, sang pemilik karunia. [*]

Buuts, 2 April 2019
Selamat Ulang Tahun Sidah Zainab! 🙂


Rujukan:
Ali Ahmad Syalabi, Ibnatu al-Zahrā: Zainab, kata pengantar syaikh Abdul Halim Mahmud.

Anak dari kedua orang tuanya. Murid dari guru-gurunya. Umat dari Nabinya. Hamba dari Tuhannya. Kuliah Dirasat Islamiyah Univ. Al-Azhar. Bisa ditemui di Gmail: Syihab2016azhar@gmail atau FB: Beben.